Tuesday, April 14, 2020

Friday, March 9, 2018

Kembalilah ke Ide Dasar Baden Powell


Kembalilah ke Ide Dasar Baden Powell

Fauzi Kromosudiro      18 January 2012

Baden Powell, Pendiri Kepanduan
Salah satu sebab pendidikan kepramukaan tidak diminati oleh remaja adalah metode latihan yang kurang menarik serta materi yang diterapkan pembina pramuka ketinggalan jaman dan membosankan. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memang telah mencanangkan program melatih pembina yang berkualitas sebagai salah satu langkah revitalisasi Gerakan Pramuka. Namun demikian, fokus revitalisasi ini tidak ada artinya jika kita tidak kembali kepada ideologi kepanduan, walaupun ada sebagian kalangan yang alergi dengan ideologi kepanduan yang seakan-akan kembali ke paham Baden Powell.
Upaya membersihkan sisa-sisa paham Baden Powell telah menjadi keputusan politik, hal mana tercantum dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960. Di dalam Lampiran C ayat 8 ketetapan ini dapat dinyatakan bahwa kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Baden Powellisme. Boleh jadi keputusan tersebut dipengaruhi suasana kebatinan arus utama politik saat ini yang sangat benci dengan seluruh produk imperialis, termasuk ajaran Baden Powell yang berasal dari Inggris.
Padahal ide dasar pendidikan kepanduan yang dinyatakan oleh Baden Powell dalam bukunya Scouting for Boys adalah sangat nasionalis. Menurut Baden Powell pendidikan kepanduan adalah permainan gembira di alam terbuka, dimana anak-anak dan pemuda menerima pengalaman-pengalaman menarik, membina kesehatan, kebahagiaan, ketangkasan tangan dan sifat suka menolong, dibawah bimbingan orang dewasa dengan hubungan sebagai kakak dan adik. Lebih lanjut Baden Powell mengatakan bahwa tujuan latihan kepanduan ialah memperbaiki mutu warga negara pada generasi yang akan datang, terutama karakter dan kesehatannya, mengganti aku dengan bakti membuat anak seorang yang efisien mengabdi pada sesama manusia.
Karenanya tidak habis pikir jika berbagai pemikiran Baden Powell yang sifatnya mendasar diberangus dengan keputusan politik sehingga mematikan Gerakan Pramuka sebagai sebuah pergerakan, dimana dia seharusnya bergerak mengikuti perkembangan jaman. Tidak stagnan seperti sekarang ini. Pada bagian lain Baden Powell menyatakan kepada para Pembina, dalam bukunya Penolong untuk Pemimpin Pandu, bahwa dalam pendidikan kepanduan bukan isi pelajarannya yang terpenting tetapi cara-caranya. Menurut Baden Powell pendidikan kepanduan adalah suatu sistem pendidikan yang membimbing anak dan remaja untuk melahirkan segala sesuatu secara benar, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, memberikan kesempatan pada perkembangan inisiatif, kedisiplinan diri, percaya diri dan menentukan tujuan sendiri.
Maka apabila kita hendak merevitalisasi Gerakan Pramuka maka hendaklah kembali ke ajaran Baden Powell yang berpandangan bahwa usaha pendidikan kepramukaan tidak hanya bersandar pada isi/materi yang diberikan namun yang paling penting adalah metodenya. Karena perbedaan pendidikan kepramukaan dengan bentuk pendidikan lainnya terletak pada metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengisi jiwa anak. Sebagai sebuah metode dan pendekatan pendidikan, metode pendidikan kepramukaan memberikan arahan, rambu-rambu bagi para Pembina dalam mendidik peserta didiknya dan memberikan inspirasi bagi bentuk seluruh program kegiatan kepramukaan.
Jadi sebenarnya makna merevitalisasi Gerakan Pramuka sejatinya adalah merevitalisasi pendidikan kepramukaan. Merevitalisasi praktek dan metode pendidikannya, bukan sekedar organisasinya. Karenanya diperlukan upaya besar-besaran untuk merubah paradigma pelatih dan pembina pramuka dari mengajar kepramukaan kembali menjadi melatih kepramukaan. Mengembalikan pelajaran kepramukaan menjadi latihan kepramukaan di satuan pendidikan kepramukaan sesuai dengan filosofi dan perkembangan jiwa anak menurut golongan siaga, penggalang, penegak dan pandega. Upaya itu bisa dimulai dengan menggali lagi ide dasar Baden Powell tentang latihan kepanduan. Di mana sebagian bentuk kegiatan di alam terbuka gagasan Baden Powell justru lebih sukses diaplikasikan oleh berbagai kalangan di luar organisasi Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka pasti bisa.
Jayalah kepanduan Indonesia. Be prepared! Selamat menyambut BPs Day (22 Februari 2012).


Kunjungi Perpustakaan Pramuka (khusus buku Kepramukaan) di Kwarcab Kota Semarang. Jl Prof Hamka 234 komplek Kecamatan Ngaliyan. Setiap hari selasa pukul 15.00-17.00 WIB atau Hub kak Awang Wisnuaji  Hub 085 226 887 668 ( hanya  SMS dan Wa, Tidak menerima telp. Mohon memperkenalkan diri terlebih dahulu)
Info Terbaru

No comments:

Post a Comment